Teknologi

Peris.ai Ungkap Peran Agentic AI dalam Evolusi Keamanan Siber Modern

98
×

Peris.ai Ungkap Peran Agentic AI dalam Evolusi Keamanan Siber Modern

Share this article

Dari sistem pasif ke respons cerdas otomatis, kecerdasan buatan mandiri menjadi tumpuan baru dalam menghadapi ancaman digital yang makin kompleks.

Peris.ai Ungkap Peran Agentic AI dalam Evolusi Keamanan Siber Modern
Peris.ai Ungkap Peran Agentic AI dalam Evolusi Keamanan Siber Modern

Dalam satu tahun terakhir, konsep Agentic AI atau kecerdasan buatan yang mampu bertindak secara otonom mulai mendapat sorotan besar dalam dunia teknologi. Tidak seperti AI tradisional yang hanya menjalankan perintah, Agentic AI dirancang untuk membuat keputusan dan bertindak tanpa perlu menunggu instruksi eksplisit dari manusia. Pendekatan ini membawa transformasi besar, terutama dalam ranah keamanan siber, di mana kecepatan dan ketepatan reaksi menjadi krusial.

Di dunia keamanan digital yang penuh tantangan, setiap detik sangat menentukan. Sistem perlindungan konvensional yang bergantung pada aturan statis dan reaksi tertunda kian tertinggal menghadapi laju serangan siber yang makin agresif dan kompleks. Agentic AI muncul sebagai solusi potensial untuk mengatasi keterbatasan ini.

Ketidakcukupan Sistem Keamanan Konvensional

Meski berbagai perangkat lunak dan sistem proteksi telah digunakan secara luas, banyak organisasi masih kesulitan menghadapi lonjakan volume ancaman siber. Permasalahan utamanya antara lain:

  • Sistem yang tidak terintegrasi secara menyeluruh.
  • Beban peringatan yang terlalu banyak untuk dianalisis manusia.
  • Pendekatan reaktif alih-alih pencegahan dini.
  • Minimnya visibilitas menyeluruh terhadap sistem yang diawasi.
Baca Juga  LRT Jabodebek Catat 2,29 Juta Pengguna Selama Mei 2025

Semua hambatan ini sangat terasa di Security Operations Center (SOC), pusat operasional tempat tim keamanan memantau ancaman digital.

Peran Agentic AI dalam Meningkatkan Efisiensi

Dalam konteks ini, Agentic AI tidak hadir untuk menggantikan tenaga manusia, tetapi memperkuat kemampuan tim dengan kecerdasan yang responsif dan adaptif. Farhan Barry, salah satu engineer dari Peris.ai, menyampaikan bahwa teknologi ini dapat menjadikan analis keamanan lebih tangguh dengan memaksimalkan peran setiap individu.

1. Dari Sistem Pasif ke Dinamis

Tidak seperti sistem tradisional yang bertumpu pada pola tetap, Agentic AI mampu menyesuaikan diri dengan kondisi ancaman yang berubah. Sistem ini:

  • Mempercepat deteksi serangan di berbagai perangkat.
  • Merespons secara otomatis terhadap ancaman baru.
  • Menjalankan simulasi untuk meminimalkan dampak serangan sebelum benar-benar terjadi.

2. Respons Proaktif Terhadap Ancaman

Dengan kemampuan untuk mengklasifikasi peringatan dan menjalankan investigasi otomatis, Agentic AI membantu tim dalam:

  • Memprioritaskan ancaman yang paling kritis.
  • Menelusuri asal-usul ancaman secara cepat.
  • Mengusulkan tindakan atau langsung mengambil langkah mitigasi.
Baca Juga  Delapan Fakta Artificial Intelligence (AI) yang Sedang Mengubah Lanskap Ritel

3. Sistem yang Belajar dari Waktu ke Waktu

Tidak hanya bertindak, Agentic AI juga terus memperkaya pengetahuannya dari setiap kejadian, menjadikannya semakin efektif dalam merespons ancaman di masa depan.

Implementasi Nyata: BrahmaFusion dan BrahmaIRP

Peris.ai menjadi salah satu pionir dalam mengaplikasikan Agentic AI ke dalam sistem keamanan mereka. Melalui platform seperti BrahmaFusion, deteksi dan mitigasi ancaman dilakukan secara otomatis dan terintegrasi.

Sementara itu, BrahmaIRP berperan sebagai sistem respons insiden otomatis yang aktif sepanjang waktu. Ketika ada ancaman terdeteksi, platform ini dapat:

  • Membuat laporan investigatif secara instan.
  • Menjalankan proses respons tanpa menunggu perintah manual.
  • Mengurangi potensi kerusakan dengan langkah cepat.

Menurut Kresna, Product Strategist di Peris.ai, sistem ini dirancang agar tidak ada peringatan penting yang luput hanya karena keterlambatan manusia.

Menjadi Mitra, Bukan Pengganti Manusia

Agentic AI tidak dimaksudkan untuk mengambil alih peran manusia sepenuhnya. Sebaliknya, ia berfungsi sebagai mitra yang membantu:

  • Mengurangi tekanan dalam pengambilan keputusan.
  • Menyaring dan mengurutkan prioritas ancaman.
  • Mengisi kekosongan saat respons manual belum sempat dilakukan.
  • Menjamin tindakan yang lebih cepat dan konsisten.
Baca Juga  Membedakan Tanda Tangan Elektronik dan Digital di Indonesia

Dengan cara ini, manusia dapat fokus pada strategi dan analisis mendalam tanpa terseret dalam tumpukan peringatan teknis.

Kesimpulan: Keamanan Siber yang Lebih Tangguh dan Adaptif

Di tengah arus digitalisasi yang semakin cepat, ketergantungan pada sistem keamanan pasif sudah tidak memadai. Agentic AI menawarkan pendekatan baru yang lebih adaptif, cerdas, dan gesit dalam menghadapi ancaman yang selalu berubah. Bukan sekadar inovasi, teknologi ini telah dibuktikan melalui aplikasi nyata dalam sistem seperti BrahmaFusion dan BrahmaIRP milik Peris.ai.

Transformasi ini menunjukkan bahwa masa depan keamanan siber tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi, tetapi juga pada sinergi cerdas antara manusia dan mesin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *