Diskusi di kalangan analis keuangan kian marak: akankah harga Bitcoin menembus US$150.000 sebelum tutup tahun 2025? Antusiasme tersebut dipicu oleh serangkaian indikator positif—mulai arus dana institusi ke ETF kripto hingga proyeksi pelemahan dolar AS—yang bersama‑sama mendorong narasi “super bull run” aset digital terbesar ini.
Arus Modal Institusional Jadi Motor Penguatan
Sejak Januari 2025, total dana institusional menuju produk ETF berbasis kripto dilaporkan mencapai hampir US$6 miliar. Lonjakan ini menandai kepercayaan investor skala besar terhadap infrastruktur kripto yang kian mapan dan teregulasi. Kehadiran ETF turut memudahkan manajer aset, dana pensiun, dan perusahaan publik memperoleh eksposur Bitcoin tanpa perlu menyimpan aset secara langsung—faktor yang menambah likuiditas pasar.
Lingkungan Makro: Dolar Melemah, Sentimen Safe‑Haven Menguat
Beberapa ekonom memprediksi kebijakan moneter longgar di Amerika Serikat serta ketidakpastian geopolitik dapat menekan daya tarik dolar. Dalam skenario pelemahan mata uang fiat, Bitcoin kerap diposisikan sebagai “emas digital” atau aset lindung nilai, serupa peran logam mulia pada dekade‑dekade sebelumnya.
Level Psikologis dan Dukungan Teknis
Pada 9 Juni 2025 Bitcoin sempat menembus US$110.000, memicu keyakinan bahwa tren naik masih dominan. Secara teknikal, area US$103.000 dipandang sebagai support kunci. Jika harga mampu bertahan di atasnya, analis menilai potensi reli lebih lanjut tetap terbuka. Pola grafik “bull flag” yang diamati oleh analis teknikal Tony Severino juga disebut sebagai sinyal lanjutan tren naik ke zona enam digit berikutnya.
Indikator On‑Chain: NUPL dan MVRV di Ambang “Zona Pemicu”
Peneliti on‑chain Axel Adler Jr. menyoroti rasio gabungan NUPL‑MVRV yang mendekati ambang 1,0—tingkat yang pada 2017 dan 2021 menandai awal lonjakan harga besar. Jika rasio ini bertahan di atas satu, data historis menunjukkan peluang pergerakan menuju US$150.000–175.000 kian realistis.
Risiko yang Mengintai
Meski fundamental tampak lebih kokoh dibanding siklus sebelumnya—berkat adopsi institusional dan infrastruktur custodial yang matang—sejumlah faktor masih bisa membatasi reli:
- Volatilitas Harga: Pergerakan tajam kerap dipicu aksi ambil untung jangka pendek.
- Regulasi Global: Perubahan kebijakan pajak atau batasan layanan kripto di negara‑negara besar dapat menekan sentimen.
- Tekanan Jual Penambang: Setelah halving, beberapa penambang mungkin melepas cadangan untuk menutup biaya operasional.
Kesimpulan
Target US$150 ribu kini beranjak dari sekadar spekulasi menjadi skenario yang mendapat dukungan data on‑chain dan faktor makro. Kendati demikian, ketidakpastian pasar kripto tetap tinggi. Bagi investor jangka panjang, fluktuasi tajam dipandang sebagai bagian perjalanan menuju valuasi yang lebih mapan—selama manajemen risiko tetap menjadi prioritas utama.