Getaran.com – Presiden Joko Widodo telah memutuskan untuk menghidupkan kembali sistem deteksi dini penyakit menular di Indonesia sebagai langkah pencegahan terhadap importasi penyakit Mpox yang sedang berkembang. Keputusan ini diumumkan setelah rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa.
Kemenkes menjelaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi surveilans untuk menangani munculnya varian baru Mpox, strain 1B, yang dikenal lebih berbahaya daripada strain sebelumnya, 2B. Strain 1B disebut memiliki tingkat fatalitas mendekati 10 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan strain 2B yang hanya 0,1 persen.
Penggunaan Electronic Surveillance Card akan mengadopsi metode serupa dengan aplikasi Pedulilindungi yang diberlakukan selama pandemi COVID-19, di mana pelancong internasional harus memindai QR code untuk melacak riwayat perjalanan mereka menggunakan notifikasi warna.
Baca Juga: Selebgram Meninggal Usai Operasi Sedot Lemak, Di Klinik Kecantikan Depok
Pemerintah Alokasikan Anggaran untuk Vaksin Mpox
Sebagai tindakan pencegahan tambahan, pemerintah Indonesia telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 5,6 miliar untuk mengimpor 1.600 dosis vaksin Mpox dari Denmark. Langkah ini diambil setelah pemerintah sebelumnya telah mengimpor 1.000 dosis vaksin guna mengendalikan penyebaran penyakit ini.
WHO: Risiko Penularan Mpox Melalui Droplet
Pada hari yang sama, WHO memperingatkan bahwa droplet atau percikan air liur dapat menjadi jalur penularan Mpox, meskipun kemungkinannya lebih kecil dibandingkan dengan kontak fisik langsung. Badan kesehatan PBB tersebut menyatakan bahwa Mpox terutama menyebar melalui kontak fisik dekat dengan individu yang terinfeksi.
WHO juga menjelaskan bahwa aktivitas tatap muka seperti berbicara atau bernapas dekat dengan orang terinfeksi dapat menghasilkan partikel pernapasan menular. Meski demikian, droplet dianggap sebagai sumber penularan yang relatif kecil.
Baca Juga: Waspada Virus Oropouche dan Kasus Kematian Pertama di Brasil
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, WHO merekomendasikan penggunaan masker bagi mereka yang terinfeksi, serta kontak dekat dan petugas kesehatan yang merawat mereka. Penelitian terus berlanjut untuk memahami lebih baik mekanisme penularan Mpox.
Juru bicara WHO menegaskan perlunya penelitian lebih lanjut untuk sepenuhnya memahami dinamika penularan penyakit ini dan menekankan bahwa peran utama penularan berasal dari kontak fisik dekat.