Getaran.com – Pada hari ini, Kamis (29/8/2024), ribuan pengemudi ojek online (ojol) se-Jabodetabek menggelar aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Aksi ini diharapkan diikuti oleh antara 500 hingga 1.000 pengemudi, yang akan menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah dan perusahaan platform ojek online.
Untuk menjaga keamanan selama demonstrasi, pihak kepolisian telah mengerahkan sebanyak 1.784 personel gabungan yang terdiri dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, dan instansi terkait. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro, menegaskan bahwa personel akan ditempatkan di berbagai titik strategis, termasuk di sekitar Istana Negara, untuk mengantisipasi situasi yang mungkin berkembang. “Kami berharap semua pihak dapat menjalani aksi ini dengan damai dan tertib,” kata Susatyo.
Baca Juga: Golkar Resmi Dukung Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi di Pilkada Banten
Rencananya, pengemudi ojol yang tergabung dalam Asosiasi Pengemudi Transportasi Daring Roda Dua Nasional Garda Indonesia ini mempunyai dua tuntutan utama. Pertama, mereka meminta supaya pemerintah tetap memperhatikan pengenaan tarif yang saat ini, menurut mereka, memberatkan pengemudi dengan potongan mencapai 20-30%. Kedua, mereka mendesak pemerintah untuk melegalkan profesi pengemudi ojol dalam undang-undang, karena selama ini mereka merasa posisi tawar mereka sangat lemah.
Meskipun aksi demonstrasi ini berlangsung, tidak semua pengendara ojol akan menghentikan aktivitas mereka. Beberapa dari mereka, seperti Ujang, memilih untuk tetap beroperasi dan menerima pesanan, sementara yang lain, seperti Ardi, mematikan aplikasi sebagai bentuk solidaritas. “Saya tidak ikut demo, tetapi saya menghormati teman-teman yang terlibat. Saya masih mencari nafkah dengan bekerja,” kata Ujang.
Sementara itu, pihak aplikasi seperti Grab dan Gojek memberikan tanggapan terhadap aksi ini. Grab menjelaskan bahwa tarif yang diterapkan sudah melalui kalkulasi yang cermat dan Gojek mengungkapkan penyesalan terhadap keputusan pengemudi untuk mematikan aplikasi mereka. “Kami menghargai aspirasinya dan berharap dapat menyampaikannya secara damai,” ungkap Rosel Lavina, Head of Corporate Affairs Gojek.
Dengan adanya aksi ini, diharapkan akan ada perhatian lebih dari pemerintah dan perusahaan aplikasi terhadap nasib pengemudi ojol, yang selama ini berjuang untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan dalam menjalankan profesi mereka.