Lifestyle

Bali Mantapkan Diri sebagai Laboratorium Pariwisata Berkelanjutan

60
×

Bali Mantapkan Diri sebagai Laboratorium Pariwisata Berkelanjutan

Share this article

Perpaduan filosofi lokal, kolaborasi industri, dan regulasi ketat dorong transformasi destinasi Pulau Dewata

Bali Mantapkan Diri sebagai Laboratorium Pariwisata Berkelanjutan
Bali Mantapkan Diri sebagai Laboratorium Pariwisata Berkelanjutan

Sejak 2024, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong Bali beralih dari destinasi massal menjadi model pariwisata berkualitas yang selaras dengan budaya, masyarakat, dan lingkungan. Inisiatif ini digerakkan melalui dialog intensif bersama pelaku usaha wisata, komunitas adat, serta akademisi untuk menjawab tantangan dampak ekonomi global yang melambat dan tekanan ekologis di lapangan.

Tekanan Ekonomi Global dan Tantangan Daerah

Pada 2025 Dana Moneter Internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia melambat menjadi 2,5 persen. Inflasi tinggi, suku bunga naik, dan rantai pasok pascapandemi yang masih terganggu turut memukul sektor perjalanan. Di Indonesia, daya beli masyarakat terkikis dan pemutusan hubungan kerja di industri hospitaliti meningkat—mendorong Bali memperkuat strategi wisata bernilai tambah agar perputaran ekonomi tetap terjaga.

Pilar Kebijakan Pariwisata Berkualitas

  1. Tri Hita Karana sebagai fondasi
    Konsep harmoni manusia–Tuhan, manusia–sesama, dan manusia–alam diterapkan pada tata kelola destinasi. Pembangunan diarahkan agar sejalan dengan kelestarian budaya Bali serta daya dukung lingkungan.
  2. Pemerataan destinasi
    Aliran kunjungan tak lagi bertumpu pada Bali selatan. Investasi dan promosi diarahkan ke kawasan barat dan utara untuk menyeimbangkan beban infrastruktur dan membuka sumber ekonomi baru bagi warga setempat.
  3. Pariwisata berbasis budaya
    Agenda perjalanan menonjolkan tradisi lokal—upacara keagamaan, kerajinan, hingga kuliner—sehingga turis merasakan pengalaman otentik sekaligus ikut menjaga warisan budaya.
  4. Regulasi dan penegakan hukum
    Pemerintah daerah menerapkan aturan ketat perihal perilaku wisatawan, tata ruang, hingga batas maksimal kunjungan di area sensitif lingkungan. Pelanggaran dikenai sanksi administratif maupun pidana untuk menjaga kenyamanan warga dan wisatawan.
  5. Kampanye wisata bertanggung jawab
    Materi promosi menyertakan panduan etika berkunjung, ajakan meminimalkan plastik sekali pakai, dan pesan menghormati adat setempat.
Baca Juga  Southampton vs Liverpool: Salah Bawa The Reds Menang Dramatis 3-2

Kolaborasi Industri melalui Bali & Beyond Travel Fair

Salah satu ajang penting penguatan jejaring adalah Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) yang tahun ini dijadwalkan pada 11–13 Juni di Bali International Convention Center. Sebanyak 190‑an perusahaan—dari hotel independen hingga jaringan internasional—akan bertukar wawasan pasar dan memamerkan paket perjalanan bertema keberlanjutan. Forum business‑to‑business tersebut diharapkan memacu investasi yang sejalan dengan prinsip wisata bertanggung jawab.

Tren Kunjungan: Optimisme di Tengah Ketidakpastian

Terlepas dari tekanan global, minat wisatawan mancanegara ke Bali belum meredup. Badan Pusat Statistik melaporkan 1,16 juta kunjungan internasional sepanjang April 2025, naik 18 persen dibanding bulan sebelumnya—terpicu penerbangan tambahan dan periode libur Paskah. Angka ini memberi harapan pemulihan pendapatan masyarakat di sektor pariwisata sekaligus mendukung agenda transformasi menuju destinasi berkualitas.

Jalan ke Depan

Pengamat menilai, keberhasilan Bali akan ditentukan oleh konsistensi implementasi regulasi, keterlibatan komunitas akar rumput, dan transparansi dalam pengukuran dampak lingkungan. Jika upaya ini berjalan selaras, Pulau Dewata berpotensi menjadi contoh internasional bagaimana destinasi wisata dapat tumbuh tanpa mengorbankan identitas budaya maupun keutuhan ekosistemnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *